KFI Menerbitkan Artikel Jurnal Berjudul : Kontribusi Konsumsi Minyak Goreng Sawit Kemasan terhadap Asupan Vitamin A

Estimasi waktu baca: 2 menit

Pada 30 September 2024, KFI menerbitkan artikel pada Jurnal Ilmu Gizi dan Dietetik berjudul Kontribusi Konsumsi Minyak Goreng Sawit Kemasan terhadap Asupan Vitamin A. Artikel tersebut dilatar belakangi masalah kekurangan asupan vitamin A yang merupakan masalah serius dan berdampak pada pertumbuhan anak-anak. Disamping suplementasi vitamin A dosis tinggi, pemerintah juga berupaya dengan mencanangkan program fortifikasi wajib minyak goreng sawit dengan vitamin A. Akan tetapi, implementasinya hanya diberlakukan untuk minyak goreng sawit kemasan, sementara penduduk Indonesia 85% mengonsumsi minyak goreng curah dan hanya 14,99% penduduk yang mengonsumsi minyak goreng kemasan. Untuk itu, perlu dilakukan evaluasi untuk menilai program ini dalam ketepatannya menyasar masyarakat. 

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi konsumsi minyak goreng sawit kemasan terfortifikasi dalam memenuhi asupan vitamin A masyarakat. Hasil dari kajian ini dapat diketahui bahwa 59,07% penduduk Indonesia berisiko defisiensi vitamin A dengan proporsi paling besar pada kelompok ibu hamil yang hampir 70% tidak cukup asupan vitamin A. Konsumsi minyak goreng sawit terfortifikasi dinilai dapat meningkatkan kecukupan asupan vitamin A. Jika konsumsi minyak goreng sawit 100% terfortifikasi sesuai SNI (Vitamin A 40 IU di tingkat produsen yang kemungkinan menurun menjadi 25 IU saat dikonsumsi), tingkat kecukupan vitamin A berpotensi untuk meningkat. Tingkat kecukupan vitamin A didapati meningkat dengan membandingkan konsumsi aktual terhadap AKG laki-laki 16-18 tahun yang mana aktualnya 69% menjadi 86,14%. Sementara itu, tingkat kecukupan vitamin A jika dibandingkan dengan AKG ibu hamil trimester 2 meningkat dari 53,67% menjadi 67,00%. Dengan demikian, minyak goreng sawit jika difortifikasi seluruhnya diikuti dengan diversifikasi pangan dapat meningkatkan asupan vitamin A penduduk, terlebih lagi pada kelompok usia dengan kebutuhannya di bawah kelompok AKG ini.

Dengan potensi kecukupan vitamin A yang dapat dioptimalkan tersebut, penduduk berpendapatan menengah ke bawah sayangnya secara umummasih menggunakan minyak curah yang tidak terfortifikasi dan hanya 10% dari total konsumsi berupa minyak goreng sawit kemasan. Dengan demikian, artikel ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk mendorong regulasi yang mewajibkan fortifikasi seluruh minyak goreng sawit melalui kewajiban pengemasan minyak goreng sawit, disamping juga mempromosikan diversifikasi pangan.

Kajian lainnya:

ID