KFI NewsLetter Desember – Volume 14 – Section 2
Pelaksanaan fortifiasi wajib garam dengani iodium
Awal tahun 1990an sampai 2000an, pemerintah pusat, daerah dan masyarakat bersemangat melaksanakan iodisasi garam. Dampak fortifikasi iodium pada kesehatan masyarakat:
- Prevalensi gondok menurun dari 27% tahun 1980 menjadi 9,8% tahun 1998, dengan cakupan garam yang mengandung iodium memenuhi syarat mencapai 77%.
- Pada tahun 2003 prevalensi gondok meningkat kembali menjadi 11.1%, dengan cakupan rumah tangga mengkonsumsi garam beriodium yang memenuhi syarat mengalami penurunan dari 62.3% tahun 2007 menjadi 55.1% tahun 2013 (analisa titrasi).
- Status iodium berdasarkan Median Urinary Iodine Concentrarion/ MUIC pada anak usia sekolah (AUS), wanita usia reproduktif (WUS) masih dalam kisaran normal, kecuali ibu hamil (Bumil) masih perlu mendapat perhatian.
- Hampir semua daerah di Indonesia menunjukkan MUIC dalam kisaran normal, kecuali Provinsi NTT, NTB, Maluku, Papua, dan Jawa Timur.
Historyof Food Fortification
Helena Pachon 2015 Slide Presentation FFI
Fortifikasi garam dengan iodium telah dimulai sejak tahun 1920an
Tahun 2016 sudah 130 negara wajib fortifikasi garamSalt Fortification with Iodine Introduced in 1920s
Natural sources of iodine are scarce and goiter was endemic
130 countries mandate salt fortification
Kesimpulan: Indonesia masih menghadapi masalah GAKI karena menurunnya mutu garam beriodium dan cakupan rumah tangga yang mengonsumsi garam dengan kadar iodium memenuhi syarat. Karena itu pengawasan mutu garam beriodium perlu ditingkatkan kembali.
Nutrient | Number of countries (N=130) |
---|---|
Iodine | 130 |
Fluoride | 4 |
Iron (2014) | India |